-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Program Makan Bergizi di Metro Ternyata Menyimpan Masalah Serius, Ini Faktanya!

10/08/25 | Oktober 08, 2025 WIB | Last Updated 2025-10-08T21:47:18Z
Foto : Ketua Satgas MBG Kota Metro, Wahyuningsih saat dikonfirmasi di kantornya.

SEKELIK METRO – Satuan Tugas Makan Bergizi (MBG) Kota Metro menemukan berbagai pelanggaran serius dalam pelaksanaan program makan bergizi di sejumlah Satuan Penyedia Pangan dan Gizi (SPPG). Hasil audit menunjukkan adanya persoalan mendasar mulai dari legalitas pangan hingga aspek sanitasi dapur.

Ketua Satgas MBG Kota Metro, Wahyuningsih, menjelaskan bahwa evaluasi kali ini tidak hanya menyoroti aspek administratif, tetapi juga menyangkut keamanan pangan yang berpotensi memengaruhi kesehatan anak-anak penerima manfaat.

“Kami menemukan sejumlah pelanggaran dan kelemahan sistem yang harus segera dibenahi. Ada dapur dengan freezer yang tergenang darah, pencatatan suhu yang tidak dilakukan, bahkan di salah satu lokasi terdeteksi bakteri E. coli pada makanan siap santap,” ujar Wahyuningsih, Rabu (8/10/2025).

Sepuluh Titik Lemah Program MBG

Dari hasil pemeriksaan di berbagai SPPG, Satgas MBG mencatat sepuluh persoalan utama yang perlu segera diperbaiki, antara lain:

  1. Legalitas pangan - Masih ditemukan produk PSAT tanpa izin edar dan pencatatan asal barang yang belum tertib
  2. Kepatuhan NKV dan halal  - Beberapa dapur belum memiliki dokumen NKV serta sertifikasi halal untuk bahan pangan hewani.
  3. Rantai dingin dan pencatatan suhu - Banyak freezer  dan chiller tanpa log suhu rutin,    bahkan bahan mentah dan matang disimpan    bersamaan.
  4. Penataan gudang- Bahan pangan masih diletakkan menempel di lantai dan dinding tanpa jarak aman.
  5. Higiene dan sanitasi -Sejumlah dapur tidak mencuci bahan pangan sesuai standar, peralatan mentah dan matang bercampur, 
    serta ditemukan E. coli dan Bacillus cereus pada makanan di SPPG Karangrejo.
  6. IPAL dan efluen - Instalasi pengolahan air limbah belum optimal, sebagian efluen dibuang langsung ke drainase tanpa uji mutu.
  7. Limbah makanan dan jelantah - Banyak dapur belum bekerja sama dengan pihak  berizin dalam pengelolaan sisa makanan dan minyak jelantah.
  8. Pengemasan - Masih digunakan tali rafia pada  wadah makanan, tidak sesuai standar higienis.
  9. Dokumentasi elektronik -  Dokumen operasional belum diarsipkan secara digital.
  10. Konsistensi data penerima manfaat -Ditemukan duplikasi data sekolah yang dapat memengaruhi akurasi alokasi anggaran.

SPPG Karangrejo Ditemukan Kontaminasi Bakteri

Dalam penilaian kepatuhan, SPPG Margodadi 2 menempati posisi terbaik karena pencatatan suhu yang rapi dan pemisahan gudang sesuai standar.Sebaliknya, SPPG Karangrejo mencatat hasil terendah dengan temuan paling berbahaya, yakni kontaminasi E. coli dan B. cereus, freezer kotor, serta limbah dapur yang mencemari lingkungan.

“Temuan di Karangrejo menjadi peringatan keras bagi seluruh SPPG. Kita berbicara soal makanan anak-anak setiap hari, sehingga tidak boleh ada kompromi terhadap kebersihan dan keamanan pangan,” tegas Wahyuningsih.

Pemkot Diminta Tegakkan Disiplin Pangan

Satgas MBG menekankan perlunya langkah pembenahan menyeluruh, mulai dari legalitas pangan, prosedur higiene, hingga pengelolaan limbah dapur. Mereka juga merekomendasikan agar setiap SPPG melakukan uji kualitas air secara berkala, menyediakan log suhu elektronik, dan meningkatkan pelatihan bagi petugas dapur.

“Ini bukan sekadar soal keberlangsungan program, tetapi menyangkut keselamatan anak-anak serta kredibilitas pemerintah daerah dalam mengelola pangan publik,” tambahnya.

Satgas berencana melakukan evaluasi lanjutan untuk memantau tindak lanjut setiap SPPG. Jika masih ditemukan pelanggaran berat, pihaknya akan mengusulkan rekomendasi penutupan sementara fasilitas terkait. (Fi)