-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tim Cakra Polres Metro Turun ke Jalan, Tawuran Remaja Berhasil Digagalkan

9/13/25 | September 13, 2025 WIB | Last Updated 2025-09-12T21:44:20Z
SEKELIK METRO - Kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya tawuran antar kelompok pemuda atau yang akrab disebut gangster remaja, membuat Polres Kota Metro memperketat pengamanan. Aparat tidak hanya menggelar patroli malam bersama TNI dan Satpol-PP, tetapi juga menurunkan satuan intelijen khusus bernama Tim Cakra, Jumat (12/9/2025) malam.

Dalam patroli gerilya itu, Tim Cakra menemukan sejumlah remaja yang diduga hendak melakukan aksi tawuran. Saat pemeriksaan, polisi mendapati sebuah knuckle jari senjata logam berbahaya yang biasa dipasang di buku jari untuk melukai lawan.

Kasat Intelkam (Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan) Polres Kota Metro, IPTU Dr. Ariesta Prayoga, menegaskan langkah ini merupakan upaya preemtif dan preventif guna memutus potensi tawuran sebelum benar-benar pecah di jalanan Kota Metro.

“Patroli Tim Cakra difokuskan di Metro Utara karena wilayah ini kerap muncul laporan aktivitas kelompok remaja pada malam hari. Kami menyisir jalan-jalan lingkungan, melakukan pemeriksaan terhadap pakaian, kendaraan, hingga tas mereka. Beberapa masih berusia sekolah, SMP dan SMK. Mereka kami imbau untuk segera pulang,” jelas Ariesta kepada awak media usai patroli Gerilya, Jum'at (12/9/2025) malam. 

Soal temuan knuckle dari salah satu remaja, Kasat menegaskan pihaknya tetap melakukan pemeriksaan sesuai prosedur. Walaupun remaja tersebut mengklaim alat itu hanyalah aksesoris, polisi tetap memberikan peringatan keras. Fenomena tawuran di Kota Metro, meski belum mencapai skala kota-kota besar, menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan. Media sosial kerap menjadi pemicu, mulai dari saling ejek hingga tantangan antar kelompok remaja. 

Lokasi perbatasan antar kelurahan, jalur sepi, hingga area sekolah yang gelap pada malam hari sering dipilih sebagai arena bentrokan. Langkah Polres menerjunkan Tim Cakra patut dicatat sebagai strategi baru penanganan kriminalitas remaja. Berbeda dengan patroli terbuka yang kadang justru mudah dihindari, operasi intelijen gerilya memberi efek kejut. Remaja tidak tahu kapan dan di mana mereka akan diperiksa.

Namun, langkah ini juga memunculkan tantangan lain terkait pengawasan orang tua, peran sekolah, dan kontrol masyarakat. Polisi tidak bisa bekerja sendirian. Jika hanya mengandalkan patroli, potensi tawuran akan selalu muncul kembali. Polres Kota Metro memastikan operasi Tim Cakra akan digelar rutin, terutama di malam minggu dan hari libur. 

“Kami jadwalkan patroli rutin untuk mencegah eskalasi tawuran. Kami juga minta dukungan orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka pada malam hari,” tandas IPTU Ariesta.

Keberadaan Tim Cakra memang langkah taktis, namun persoalan tawuran di Metro tidak sekadar soal keamanan jalanan. Akar masalahnya menyangkut ruang ekspresi pemuda, lemahnya kontrol keluarga, hingga dampak teknologi digital yang memicu pertemuan virtual lalu berujung konfrontasi nyata.

Tanpa strategi sosial jangka panjang, operasi semacam ini hanya akan memindahkan masalah, bukan menyelesaikannya. Masyarakat menunggu keseriusan Pemkot Metro dan lembaga pendidikan untuk duduk bersama aparat, merumuskan program pencegahan yang berkesinambungan. Karena pada akhirnya, cegah tawuran bukan hanya tugas polisi, tetapi tanggung jawab seluruh elemen di Bumi Sai Wawai. (Fi)