SEKELIK METRO – Kerusakan jalan di Kota Metro, Provinsi Lampung, semakin hari kian menjadi sorotan masyarakat. Di tengah gencarnya pemerintah daerah mempromosikan wajah kota sebagai wilayah yang nyaman ditinggali, realitas di lapangan justru menunjukkan hal sebaliknya, di mana sejumlah ruas jalan utama dan alternatif justru berubah seakan menjadi destinasi wajib yang harus dilalui warga setiap hari, meski kondisinya rusak parah dan jauh dari kata layak.
Salah satu contoh nyata yang menjadi perhatian adalah Jalan Jawa, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat. Jalan yang seharusnya menopang mobilitas warga ini kini tampak lebih mirip lintasan uji nyali dengan permukaan jalan yang penuh lubang, bergelombang, dan rawan menimbulkan kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor yang setiap hari terpaksa melewati jalur tersebut demi menghemat waktu dan menghindari kerusakan jalan yang lebih parah di lokasi lain.
Ironisnya, meskipun kondisi Jalan Jawa terbilang cukup parah, jalur ini tetap menjadi pilihan utama bagi pengendara, khususnya pada jam-jam sibuk seperti pagi hari saat warga berangkat kerja maupun siang hingga sore hari ketika arus lalu lintas dipadati anak sekolah yang pulang belajar dan kendaraan roda empat dengan muatan besar yang ikut melintas. Alhasil, selain menimbulkan antrean panjang, keadaan jalan yang rusak tersebut juga menambah beban psikologis pengguna jalan yang setiap hari harus bersabar menghadapi jalan yang semestinya sudah lama diperbaiki pemerintah.
“Kalau pagi dan sore hari, kendaraan di sini bisa padat sekali. Bukan hanya motor, mobil besar pun ikut melintas sehingga jalannya makin rusak dan membahayakan. Apalagi saat hujan, lubang-lubang di jalan tertutup air sehingga sering membuat pengendara motor tergelincir,” ujar Susanto, salah seorang warga yang tinggal di sekitar Jalan Jawa, Kamis (11/9/2025).
Lebih lanjut, Susanto menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi infrastruktur di Kota Metro yang semakin menurun. Menurutnya, jalan yang rusak tidak hanya mengurangi kenyamanan berkendara, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat, terutama para pelajar yang setiap hari melintasi jalur tersebut. Ia berharap pemerintah daerah tidak hanya memberikan janji perbaikan atau sekadar mengeluarkan reaksi cepat tanpa tindak lanjut, melainkan benar-benar melakukan upaya nyata memperbaiki kerusakan jalan agar wajah Kota Metro kembali mendapat kepercayaan dari warganya.
“Sekarang jalan rusak di Metro ini sudah seperti destinasi, tapi bukan destinasi wisata yang layak dibanggakan, melainkan destinasi keluhan yang terus-menerus kami rasakan. Kami butuh jalan mulus, bukan sekadar janji manis yang tak pernah diwujudkan,” pungkasnya. (Fi)