SEKELIK METRO – Suasana hangat mewarnai acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama antar daerah antara Pemerintah Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur di Aula Pemkot Metro, Kamis (21/8/2025).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Metro Bambang Iman Santoso sempat melontarkan candaan soal keinginan menambah wilayah Kota Metro yang selama ini dikenal sebagai “kota mini” di tengah kabupaten luas di sekitarnya.
“Enggak usah banyak-banyak, satu kecamatan saja. Kalau bisa dari Metro Kibang, biar jumlah penduduk Metro bertambah dari 180 ribu menjadi 200 ribu,” ujar Bambang sambil tersenyum, disambut gelak tawa hadirin.
Bambang kembali berseloroh, seolah berterima kasih kepada Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah. “Terima kasih atas pemberian Kecamatan Metro Kibang, Bu Bupati. Tinggal kita urus administrasinya, biar Metro makin bagus dan kerja sama dengan Lampung Timur semakin erat,” ucapnya.
Meski disampaikan dengan nada bercanda, pernyataan itu mencerminkan kerinduan lama Kota Metro untuk memperluas wilayahnya. Saat ini, Metro hanya memiliki luas 68,74 km² dengan lima kecamatan dan 22 kelurahan, serta jumlah penduduk sekitar 180 ribu jiwa. Jumlah itu jauh lebih kecil dibanding Lampung Timur yang luasnya lebih dari 5.300 km² dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.
Sejarah pun mencatat, Kota Metro dulunya merupakan bagian dari Lampung Tengah, bahkan jika ditarik ke belakang, wilayah ini berasal dari tanah adat Buay Nuban yang kini masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Namun, menambah wilayah bukan perkara mudah. Proses perubahan batas daerah harus melalui aturan undang-undang, persetujuan DPRD, pemerintah provinsi, hingga pusat. Selain itu, faktor politik, budaya, dan kepentingan daerah juga menjadi pertimbangan besar.
Di sisi lain, banyak warga perbatasan yang sudah terbiasa beraktivitas di Metro, mulai dari sekolah, berobat, hingga berdagang. Tak sedikit pula yang berharap suatu saat bisa benar-benar menjadi bagian dari Kota Pendidikan itu.
Candaan politik di panggung MoU itu memang membuat suasana cair. Namun, bagi sebagian warga Metro, guyonan tersebut sekaligus menyimpan harapan lama yang belum pernah padam. (*)