SEKELIK METRO – Selembar surat ber kop resmi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Metro mendadak beredar luas di kalangan pengurus organisasi dan pejabat daerah. Surat tersebut tertanggal 11 Agustus 2025, ditandatangani langsung oleh Nidia Irine Sari Rafieq, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dekranasda Kota Metro.
Isinya singkat namun sarat pesan yang tersirat. Bukan terkait kegiatan Dekranasda, tapi isi surat itu berisi, Nidia menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan organisasi.
Berikut kutipan inti dari surat tersebut:
“Selama menjalankan tugas dan tanggung jawab saya sebagai Wakil Ketua, saya merasa tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh DEKRANASDA… saya merasa tidak dapat memberikan kontribusi maksimal… Oleh karena itu, saya merasa pengunduran diri ini adalah keputusan yang tepat…”
Surat tersebut tidak hanya ditujukan kepada pengurus Dekranasda Kota Metro, tetapi juga ditembuskan langsung ke Ketua Dekranasda Provinsi Lampung. Langkah ini membuat isi surat tersebut cepat menjadi bahan pembicaraan di berbagai lingkaran pelaku UMKM, aktivis perempuan, hingga pemerhati dinamika organisasi daerah.
Penyampaian tembusan ke tingkat Provinsi dianggap sebagian sinyal bahwa ini bukan sekadar urusan internal. Sebaliknya, langkah ini menimbulkan tanda tanya besar, apakah ini bentuk protes terhadap pola komunikasi organisasi, atau bagian dari dinamika yang lebih luas?
Tidak ada keterangan resmi dari pihak Dekranasda Kota Metro terkait isi surat ini atau alasan motif dibalik ini. Namun, keberadaan dokumen tersebut kini memunculkan spekulasi publik tentang hubungan internal pengurus dan arah kebijakan organisasi ke depan.
Yang jelas, beredarnya surat pengunduran diri ini menambah warna pada dinamika pemerintahan dan organisasi di Kota Metro. Sebuah keputusan yang di atas kertas tampak formal, namun di baliknya mungkin menyimpan cerita yang belum terungkap. (Fi)